Saturday, January 18, 2014

Goa Napalicin Kecamatan Ulu Rawas

Musi Rawas yang kaya akan obyek wisata alam terus menjadi perhatian bagi wisatawan Lokal, Nasional maupun Manca Negara. Salah satu onyek wisata alam yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi yakni Goa Napallicin yang berada di desa Napalicin Kecamatan Ulu Rawas.


Obyek wisata yang masih tergolong asli dan tersembunyi dibalik rerimbunan pohon yang langsung berbatasan dengan kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) ini, pada era tahun 1990-an pesona memancing decak kagum para wisatawan mancanegara dan secara periodik dikunjungi.


Untuk sampai ke obyek wisata ini, wisatawan harus menempuh sekitar 135 km dari Kota Lubuklinggau. Jika pada era tahun 90-an, wisatawan untuk sampai ke lokasi ini harus mengarungi sungai rawas, namun sejak tahun 2008 lalu dapat dilalui dengan jalan darat. Jika melalui jalur sungai, dapat ditempuh dengan waktu sekitar enam jam. Jika melalui jalur darat ditempuh dengan waktu sekitar dua jam.

Goa Napallicin, memiliki panjang sekitar 500 meter. Mulut goa agak tersembunyi dan berada di kaki bukit kecil diseberang desa Napalicin, dengan lebar sekitar 20 meter dan ketinggian sekitar 15 meter. Untuk mencapai mulut goa, wisatawan harus menempu perjalanan mendaki sepanjang 100 meter dari pinggiran jalan desa, yang persis berada di kaki bukit kecil tersebut.

Saat memasuki goa ini, hawa sejuk dan lembab akan langsung menyapa. Dibagian depan, dekat pintu masuk, terdapat dua batu kembar, yang tertanam didasar goa, dan menjulang tinggi menyatu dengan langit-langit. Sepintas lalu, batu kembar itu, mirip dua raksasa. Oleh karenanya, masyarakat setempat menyebut batu kembar itu sebagai “Hulubalang” penjaga goa.

Melewati dua “Hulubalang” ini, pengunjung dihadapkan pada sebuah lorong terjal dan mendaki. Pengunjung mesti hati-hati, karena lorong tersebut agak basah dan licin, karena tetesan air yang menetes dari langut-langit goa. Lorong tersebut panjangnya sekitar 30 meter, menghubungkan kesebuah ruangan bercabang. Satu cabang mengarah ke Sungai Rawas, dan satu cabang lagi mengarah ke ruangan lain yang banyak terdapat dalam goa tersebut.

Untuk mencapai bagian lain dalam goa batu itu, melalui cabang lorong sebelah kanan, terkadang pengunjung harus berjalan menunduk dan merangkak. Karena, dibeberapa bagian lorong goa sangat sempit, tak bisa dilewati dengan berjalan tegak.

Dibeberapa bagian dinding lorong ini, juga banyak dijumpai tangga bambu menjulang tinggi ke langit-langit goa. Tangga bambu ini adalah jalan bagi masyarakat setempat untuk mencapai sarang burung walet yang memang banyak dijumpai dalam goa itu.

Setelah melewati lorong-lorong sempit, basah dan terjal penuh tantangan itu, kelelahan pengunjung akan segera terobati. Dipenghujung lorong, pengunjung disambut seberkas cahaya yang mulai nampak samar-samar. Cahaya itu adalah sinar matahari yang menembus langsung masuk kedalam sebuah ruangan besar, yang bagian atasnya menganga lebar. Panorama di ruangan besar ini, begitu memesona.

Sembari beristirahat, pengunjung dapat menikmati suguhan batu-batu alam aneka bentuk, yang banyak terdapat nun diatas ketinggian dinding-dinding goa. Adapun dibagian atas uangan besar itu, masih merupakan bagian dari goa batu, yang ujungnya menembus ke bagian goa lain, yang oleh masyarakat setempat disebut dengan Goa Payung.

Goa Batu Napallicin ini sekitar tahun 1993-1994 pernah dibuka untuk tujuan wisata oleh investor keturunan Belanda. Dimana setiap bulannya, cukup banyak turis-turis yang datang, terutama turis mancanegara, dan kebanyakan dari Benua Eropa.

Saat itu, investor juga membangun semacam tempat peristirahatan bagi pengunjung, yang lokasinya dipinggiran Sungai Rawas, dan dikenal dengan nama ôKubu Lodgeö. Namun, sejak krisis moneter melanda pada akhir tahun 1990-an, jumlah wisatawan yang mengunjungi Goa Batu Napallicin makin berkurang.

Keindahan Danau Raya Potensi Wisata

Keindahan Danau Raya Potensi Wisata
EMTHREENEWS-WISATA. Danau Raya membentang sejauh mata memandang udara sekitar tampak bersih dan terasa menenteramkan. Sehingga rakyat lokal seringkali menjadikan tempat ini objek wisata murah meriah. Potensi Danau Raya memberi tarikan tersendiri bagi turis domestik maupun internasional bila dekelola dengan baik. Ini merupakan aset bagi Muratara sebagai Daerah Otonomi Baru untuk mendongkrakkan kemajuan perekonomian daerah. Jika kita perhatikan tempat-tempat wisata di luar negeri seperti Singapura atau Malaysia tidak jauh berbeda, di Indonesia pada umumnya memilki keindahan khasanah alam yang natural. Tetapi kemajuan wisata masih jauh tertinggal dengan negara-negara jiran tersebut. Kenapa demikian?
Alasannya sangat sederhana.
Tempat-tempat wisata di negara tersebut dikelola dengan baik sehingga memberi daya tarik tersendiri bagi turis untuk mengunjunginya. Kemudahan dan pasilitas tersediah dengan lengkap. Dari segi keamanan dan sosialisasi masyarakat tidak kala pentignya ini akan menjadi imej tersendiri bagi sebuah tempat wisata. Jika kita berkunjung ke Singapura tidak banyak perbedaan dengan apa yang ada ditempat kita. Tapi ada yang menonjol, promosi wisata meraka sangat hebat dan kebersihan kota serta disiplin rakyatnya dapat diterapkan dengan baik.
Begitu juga sekiranya Danau Raya ini setidak-tidaknya memberi kenyamanan kepada wisatawan domestik, itupun sudah cukup jika Pemda Muratara berkenan memperdayakannya.
Sekilas tentang Danau Raya (danau rayo)
Panorama Danau Raya yang sangat mempesona, digenangi air sangat jernih sehingga dapat terlihat dasar Danau dan ikan-ikan berenang laksana di dalam gelas kaca. Di sekitar dikelilingi oleh rimbunnya pohon-pohon yang masih perawan dan kicauan burung beragam jenis. Harumnya daun yang berada di pinggir danau memberikan keindahan tersendiri. Danau Raya berada di kawasan Hutan Lindung Kab.Musi Rawas (dulunya) tepatnya di Desa Sungai Jernih Kec.Muara Rupit Sumatra-selatan. Selain itu juga Danau Raya menyimpan kisah mistik yang melegenda. Dipercayai oleh masyarakat sekitar.
Editor.Biaronews.com